[Anime Review] Ultraman - Soft-Reboot dari Tokusatsu Legenda dengan Mayor Perubahan di Sana-sini

Poster: Netflix

Skor MAL: 7.13 (#3231)
Anifanscore: 62% (313/503) - No Comment
Perilisan: Musim Semi 2019
Penayangan: 1 April 2019
Studio: Production I.G, Sola Digital Arts
Adaptasi: Manga
Jenis: ONA
Episode: 13 episode (23 men.)
Genre: Action, Super Power
Rating: R(13+) Remaja


Bercerita mengenai Hayata Shinjiro (Kimura Ryouhei), putra dari Hayata Shin yang merupakan Ultraman pertama, yang memiliki kekuatan khusus alami yang sudah dimilikinya sejak lahir. Dan pada suatu hari, Shinjiro tiba-tiba diserang oleh musuh yang tak dikenal, hingga akhirnya ia diselamatkan oleh sosok yang ada dibalik Ultraman, membuka kedok bahwa selama ini orang itu adalah ayahnya sendiri. Melihat ayahnya yang kesulitan, dengan mengenakan kostum Ultraman yang disediakan oleh Ide-san, mantan anggota SSSP (Science Special Search Party), Shinjiro ikut menghadapi tantangan membantu ayahnya. Dan dengan ini, pertempuran yang sebenarnya pun dimulai.

Storyline

Diadaptasi dari manga yang menjadi soft-reboot dari serial tokusatsu fenomenal di tahun 60-an, anime 'Ultraman' ini tentu diekspektasikan oleh banyak orang akan seperti apa ceritanya. Tapi jangan berharap banyak, karena ini sangat berbeda dengan versi live-action-nya tersebut. Tidak ada pertarungan raksasa-raksasa kolosal, tidak ada kerusakan masif, tidak ada henshin lebay yang memakan waktu. Yang ada adalah pertarungan antara manusia berkekuatan super dengan alien humanoid yang disertai berbagai macam bentuk teknologi canggih ala kisah sci-fi.

Bahkan boleh dibilang ceritanya sedikit kelam dengan villain yang misterius
Cerita pada anime ini lebih tampak seperti anime super hero yang fokusnya pada sang tokoh utama dalam pencarian jati dirinya. Jika kalian sudah membaca manga-nya atau tidak berekspektasi lebih tentangnya, anime ini bisa dibilang cukup menarik. Pertarungan-pertarungan yang disajikan lumayan asik untuk diikuti, meski bukan dalam bentuk raksasa lagi, kekakuan yang biasanya kita dapatkan sedikit hilang di sini, serasa lebih intens melihatnya ketika para kaiju mempraktekan gaya pertarungan seperti manusia, capoera contohnya.

Character

Di sini juga ada karakter yang latar belakangnya akan membuat kita iba

Seperti yang kami katakan tadi, karena cerita yang lebih kepada pencarian jati diri sang tokoh utama, maka wajar jika penokohan anime ini sedikit lebih terasa. Konflik-konflik antar karakternya lumayan menarik. Pembangunan motivasi para karakternya dalam melakukan segala tindakannya itu juga terbilang bagus, bahkan bukan hanya ada pada sang Ultraman yang menjadi tokoh utama pada seri ini saja, para kaiju, atau lebih tepatnya alien yang menjadi villain juga sudah cukup baik. Bahkan tindakan-tindakan yang mereka lakukan serta motif yang ada dibaliknya terkadang terlihat rancu, membuat kita bingung dalam artian yang baik. Sebagai contoh pada kasus sang Pangeran Alien Igaru.

Art

Detail pada suit-nya itu tergambarkan dengan baik, cocok dengan CG-nya

Jika kalian lebih terbiasa dengan anime tradisional yang digambar menggunakan menggunakan tangan, maka sudah hal wajar jika kalian akan sedikit gap di awal ketika menonton anime 'Ultraman' ini yang menggunakan 3DCG. Tapi untungnya hanya di awal, seterusnya, seiring berjalannya waktu kita juga akan terbiasa dengan bentuk animasi seperti ini. Bahkan, untuk sekelas anime, 3DCG yang dimiliki oleh 'Ultraman' sudah cukup baik, sinematiknya cukup indah, berada di atas 'Ajin' dan 'Shidoniya no Kishi', 2 anime lain yang juga sempat tayang di streaming service Netflix.

Sound

Sedikit kekurangan yang di miliki anime CG adalah kekakuannya. Maka dari itu, untuk mengatasi kekakuan yang ada, diperlukan sound mixing sedatail mungkin guna menghindari kesan kaku tadi. Dan untungnya, anime 'Ultraman' ini memiliki itu, dan membuat adegan-adegannya sedikit lebih baik, terlebih pada adegan pertarungannya yang banyak mengandalkan alat-alat futuristik itu. Namun, yang menjadi kelemahan pada seri ini adalah soundtrack-nya yang kurang begitu memuaskan. Selain tanpa opening, adanya pun tidak bisa menjadi identitas bagi anime-nya, gak memorable, gampang terlupakan.

Kesimpulan

Tetap ada momen yang mengingatkan kita akan pendahulunya kok

Mengangkat cerita yang akan membuat banyak orang nostalgia tentu menjadi beban yang cukup berat bagi anime 'Ultraman' ini. Karena banyak orang yang belum tahu bahwa ini diadaptasi dari manga, bukan serialnya langsung. Ultraman kok kayak Ironman, begitu yang banyak kami dapatkan. Namun, terlepas dari itu semua, 'Ultraman' adalah anime yang dari perjalanan seorang super hero yang menarik dan patut untuk diikuti tiap episodenya. Kami pribadi-pun agak tidak sabar untuk musim kedua dari anime satu ini. Dan untuk penilaian, berikut dari kami:
  • Storyline (7.4), dengan cerita soft-reboot-nya yang cukup keren.
  • Character (7.9), penggalian karakter serta motif dari segala tindakannya itu cukup mengagumkan.
  • Art (7.8), CG-nya tak terlalu amat kaku.
  • Sound (7.5), untuk detail-nya bukan soundtrack-nya.
  • Enjoyment (7.9), karena cukup memberi rasa penasaran di tiap akhir episodenya.
Dengan begitu, rata-rata yang didapatkannya adalah sebesar 7.7. Nilai yang sudah cukup untuk memasukkannya ke dalam anime yang kami rekomendasikan kepada kalian.

Terakhir, jika kalian memiliki pandangan tersendiri akan anime ini, silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar yah.

Ultraman (7.7)
⭐⭐⭐⭐



(Bekaa/020519)

Comments