[Anime Review] Beastars - Versi Gelap dari Zootopia

Poster: Orange

Skor MAL: 8.38 (#168)
Anifanscore: 67% (241/358) - Lumayan
Perilisan: Musim Gugur 2019
Penayangan: 10 Okt. - 26 Des. 2019
Studio: Orange
Adaptasi: Manga
Jenis: Animasi TV
Episode: 12 episode (22 men.)
Genre: Slice of Life, Psychological, Drama, Shounen
Rating: D18+ (Dewasa)

Di dunia dimana segala jenis hewan hidup berdampingan layaknya manusia, ada sebuah ketegangan yang terdiam di dalamnya, antara para karnivora dan para herbivora. Di Akademi Cherryton misalnya, ketidakpercayaan antar satu sama lain ini memuncak setelah insiden predasi yang mengakibatkan kematian Tem, seekor alpaka dari klub drama sekolah.Temannya, Legoshi (Chikahiro Kobayashi), seekor serigala abu-abu dan seekor kru panggung dari klub yang sama telah menjadi objek ketakutan dan kecurigaan terkait hal ini seumur hidupnya. Segera setelah tragedi itu, ia terus menutup diri dan menyembunyikan sifat-sifatnya yang mungkin akan mengancam orang lain. Dan ini sangat tidak disukai oleh Louis (Yuuki Ono), sang rusa merah dan seekor bintang yang mendominasi klub drama.


Ketika Louis menyelinap ke auditorium untuk melatih pengganti Tem di drama yang akan datang, ia menugaskan Legoshi untuk mengawasi dan menjaga latihan mereka. Dimana pada malam yang sama  merupakan malam yang amat penting bagi Legoshi setelah pertemuan dengan kelinci kerdil putih yang selalu dicemooh oleh orang-orang di sekelilingnya, Haru. Perasaannya yang tumbuh terhadap Haru, namun diperumit oleh naluri pemangsa miliknya, memaksa Legoshi untuk menghadapi sifat alami dirinya yang sebenarnya. Ditambah dengan keadaan di sekitar kematian temannya ini, juga kegelapan yang tersembunyi dunia di sekitarnya.

Storyline

World building yang hebat.

[AWAS SPOILER!!!] - Anime luar biasa dengan plot serta world building yang hebat adalah sedikit dari apa yang bisa kami gambarkan untuk Beastars. Gak sembarangan banget emang anime ini dalam membangun latarnya, seperti apa yang bisa kalian di sinopsis, dimana mereka bisa hidup berdampingan antara herbivora dan karnivora yang tak lepas dari kegelapan di belakangnya. Dari situ kita bisa berangkat ke plot utamanya, dimana sang karnivora masuk ke dalam lingkaran asmara yang terlarang, sebuah cinta mustahil untuk dua hewan yang saling bertolak belakang. Latar dengan plotnya sejalan, saling mendukung dan menguatkan, dieksekusi dengan baik hingga tak terasa membosankan. Storytelling-nya pun terasa berbeda, sedikit lambat namun pasti, juga gak terlalu eksplisit, sehingga butuh sedikit keseriusan demi memahami apa yang disajikan.

Rada gelap boleh dibilang ceritanya.
Pun, beberapa isu yang diangkat cukup relevan bagi kita, seperti perundungan, jarang-jarang sebuah anime mampu mengangkat hal ini seperti apa yang dilakukan 'Beastars' yang terasa cukup nyata. Jadi bukan masalah hewan saja, masalah manusia yang real pun juga banyak. Namun dari sekian banyak kelebihan yang dimiliki, masih ada satu hal yang mengganggu pikiran kami, itu ada di hari habitatnya Akademi Cherryton, bagus sih idenya, cuman di beberapa spesies tertentu malah jadi aneh, seperti Zebra, apa-apaan mereka ditempatkan di tempat yang bergaris-garis, begitukah memang habitat asli mereka, hal ini cuman buat ide satu ini sebagai pelengkap yang tak diperlukan.

Character

Tak cuma di ceritanya saja yang kuat, penggalian karakternya juga patut diacungi jempol. Hampir semua karakter pentingnya memiliki latar belakang yang berkesan. Mulai dari sepasang karakter utama kita yang hidupnya tak jauh dari kata pem-bully-an, Haru yang selalu dirundung karena "kelakuan" serta spesiesnya yang mungil (Netherland Dwarf), lalu Legoshi yang terus-terusan harus menahan nafsu hewaninya sambil menahan cercaan orang di sekitarnya. Belum lagi si Louis yang gak mau diremehkan sebagai herbivora, pokoknya hampir semua penokohan karakternya itu keren, masing-masing dari mereka punya cerita masing-masing yang sama kuatnya.

Kisah asmara yang rumit menambah manisnya konflik antar karakter di dalamnya.
\
Selain masalah batin di pribadi masing-masing karakternya, konflik antar mereka pun digambarkan cukup dalam. Seperti asmara segi empat yang muncul dalam anime ini, dimana ada sang pemangsa yang jatuh cinta terhadap buruannya, namun buruannya ini memiliki banyak pengalaman yang gelap, hingga salah satu ex-lover-nya menganggap dia itu buruk, polos, dan jauh dari apa yang dia tahu selama ini. Dalam masalah penokohan, 'Beastars' tak memiliki celah kekurangan.

Art

Desain karakternya yang masih harus bertahap untuk diterima.

Bicara tentang animasi dari 'Beastars', fokus pertama pasti lari ke 3DCG miliknya. Dan yah, studio Orange memiliki pengalaman yang baik dalam menangani hal ini, seperti di 'Houseki no Kuni', 'Beastars' juga memiliki 3D dan VFX yang mulus, cukup bagus, dan gak terlalu kaku pastinya. Bahkan di beberapa kesempatan dimana animasinya tampak berpadu baik dengan animasi tradisional berhasil membuat kami terkesan. Detailnya jangan ditanya, bulu-bulu pada hewannya itu ngagumin banget, gak nyangka bisa seperti itu. Latarnya pun bagus, bahkan bisa dikatakan jauh meningkat kualitasnya dibandingkan karya studio Orange sebelumnya. Dan kelebihan lain untuk animasinya ada di pengambilan sudut gambar yang mantap, membuat pengalaman sinematiknya terasa lebih. 

Ini kenapa masih ada ayam ukuran normal, padahal aslinya di sini ayamnya udah pada gak normal.

Tapi, ada yang harus kami sayangkan, apalagi kalau bukan di desain karakter yang agak rancu. Meski penggambaran para hewan yang berjalan di atas dua kakinya ini sudah lumayan bagus, namun masih harus pelan-pelan rasanya untuk bisa menerima desain mereka, karena kebanyakan cuman tampak seperti manusia biasa yang kepala dan lehernya saja yang dirubah. Pengecualian terhadap karakter unggas, yang jadinya malah makin aneh. Ada beberapa adegan malah yang membuat kami agak terganggu, kenapa unggas yang karakternya udah digambarkan besar sama dengan karakter hewan normal lain itu, namun di pasar gelap masih ada diperlihatkan ukuran dan bentuk unggas yang normal, sama seperti ayam potong yang biasa kita temui, gak sesuai banget dengan pengambaran karakter mereka di anime ini.

Sound

Visualisasi gambar yang baik tentu didukung dengan suara yang baik pula, 'Beastars' memilikinya, sound effect-nya membuat anime ini terasa lebih hidup, bagaimana tidak, hentakan kaki di atas tanah aja terdengar nyata banget gitu. Background music yang mengiringi pun lumayan. Namun yang terbaik darinya mungkin ada di opening, salah satu yang terbaik yang pernah kami temui dengan perpaduan antara lagu yang nyaman banget di telinga dan animasi stop motion-nya yang penuh akan makna.

Kesimpulan

Sedikit jokes yang terselip lumayan buat jadi penghibur tambahan.

'Beastars', sebuah hidden gem di musimnya, terlebih bagi para penikmat anime kebanyakan di Indonesia. Selain karena animasinya yang masih membuat gak nyaman bagi sebagian orang, cerita yang terlalu berat mungkin juga jadi alasan. Padahal jika kita sudah menemui kenikmatannya, tak ayal kalian akan mengganggapnya sebagai salah satu anime terbaik yang pernah kalian tonton. Cerita dengan latar yang kuat, penokohan yang dalam, serta animasi dan suara yang sejalan akan memberi kalian pengalaman menonton yang tak terlupakan.

Oh, dan sebelum masuk ke penilaian, mungkin kami akan merubah kembali ke seperti sebelumnya, gak menggunakan bilangan bulat lagi, jadi lebih ke detail seperti kebanyakan. Dan berikut dari kami untuk 'Beastars':
  • Storyline: 8.7
  • Character: 8.9
  • Art: 7.7
  • Sound: 8.6
  • Enjoyment: 8.3
Dengan begitu, 'Beastars' bisa dikatakan anime menarik yang patut untuk kami rekomendasikan kepada kalian dengan rata-ratanya yang sebesar 8.4.

Beastars (8.4)



(Bekaa/050420)

Comments