[Anime Review] Tenki no Ko - Cinta akan Membuat Siapapun Buta, Termasuk Remaja yang Baru Saja Mengenalnya

Poster: CoMix Wave Films

Skor IMDb: 7,6/10
Skor MAL: 8.56 (#81)
Anifanscore: 85% (257/302) - Menarik
Penayangan: 21 Agustus 2019 (Indo.)
Sutradara: Makoto Shinkai
Studio: CoMix Wave Films
Jenis: Movie
Adaptasi: Original
Durasi: 1 jam 54 men.
Genre: Slice of Life, Drama, Romance, Fantasy
Rating: R13+ (Remaja)


Tokyo saat ini tampaknya mengalami hujan gerimis tanpa akhir yang mengganggu laju semua orang yang tinggal di sana. Di tengah hujan abadi ini tiba seorang siswa sekolah menengah yang sedang melarikan diri dari rumahnya, Morishima Hodaka (Daigo Kotarou). Ia yang berjuang mencari kerja demi kehidupannya sendiri, namun gagal, dan berakhir magang di sebuah kantor penerbit kecil. Di saat yang sama, Amano Hina (Mori Nana), seorang gadis yatim piatu juga berupaya mencari pekerjaan untuk menopang hidupnya juga adiknya.

Nasib menjalin mereka berdua ketuka Hodaka berusaha menyelamatkan Hina dari pria-pria mencurigakan, dan memutuskan untuk melarikan diri bersama. Dari situ, Hodaka menemukan bahwa Hina memiliki kemampuan yang aneh namun menakjubkan, kemampuan untuk mencerahkan hari cukup dengan berdoa. Melihat cuaca yang tak biasa di Tokyo, Hodaka pun melihat potensi kemampuan ini. Dia menyarankan Hina untuk menjadi seorang "gadis cerah", seorang gadis yang akan mencerahkan langit bagi mereka yang sangat membutuhkannya.

Semua tampak berjalan dengan baik pada awalnya. Namun, sudah menjadi rahasia umum jika kekuatan yang besar selalu datang bersama harga yang besar pula.

Storyline

[AWAS SPOILER] - Menikmati suatu film memang dengan cara tidak menaruh ekspektasi kepadanya, dengan itu dijamin kita akan mendapatkan rasa kepuasan yang lebih. Karena dari apa yang kami amati, banyak orang yang asal mencap suatu film jelek hanya gara-gara tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Bukan.

Di sini bukan berarti kami ingin mengatakan bahwa 'Tenki no Ko' jelek, gak, jauh banget malah dari kata itu. Hanya saja kami sarankan kalian turunkan dulu ekspektasinya, atau mungkin jangan berekspektasi sama sekali. Oke. Good.

Plotnya juga terbilang lebih sederhana dibanding leluhurnya.

Dari 'Tenki no Ko', kita bisa lihat seberapa keras usaha Makoto Shinkai untuk terus menjaga kualitas cerita dari setiap animasi yang ia berikan. 'Tenki no Ko' memiliki sesuatu yang luar biasa, sebuah kisah yang masih mampu untuk menggerakkan hati mereka yang dilanda dan dimabuk cinta, atau juga mungkin bagi mereka yang masih buntu dalam masalah percintaan.

Pengorbanan menjadi tema, ada yang bilang Makoto sengaja membuatnya karena dia ingin mendapatkan masukan dan kritikan dari hasil karyanya ini, tidak melulu pujian seperti yang sebelumnya. Dan dia berhasil dapatkan itu, temanya sendiri sudah nge-bait dengan sangat baik. Sebuah dilema, mengorbankan seseorang demi menyelamatkan yang banyak. Tak sedikit dari kita yang berpikir pilihan Hodaka salah, namun Shinkai menabrak itu, dia memberikan sesuatu yang di luar dugaan, sangat luar biasa kami bilang. Kalau mau dibanding-bandingkan, memang, film yang ini punya resiko hujatan yang lebih daripada film sebelumnya yang mengisahkan perjuangan menyelamatkan yang satu untuk menyelamatkan semuanya.

Tapi, kami juga gak menafikkan sih, jika ada yang bilang 'Tenki no Ko' bisa sukses karena turunan 'Kimi no Na Wa.'. Wajar sih, karena memang juga terlalu kentara, terlalu keliahatan, meski dari sutradara yang sama, elemen-elemennya terlalu banyak yang sama persis. Jadi berasa kayak gak ada sesuatu yang baru begitu, semuanya terasa familiar, seperti heroine pemilik kemampuan supernatural misterius, bencana yang menjadi pemicu hubungan asrama, atau si Nagi yang mirip banget ama Yuzuru. (Eh, beda studio, sorry...). Oh ya, jangan lupakan juga cameo-cameo yang membuat seisi studio histeris ketika menontonnya.

Mereka berdua katanya sudah nikah di film ini.

Character

Banyak yang gak menyukai dia karena kebucinannya, karena pilihannya itu tadi. Namun, bagi kami pribadi, yang menjadi masalah dalam penokohan Hodaka ini adalah alasan, sebuah alasan mengapa dia mampu untuk mencintai Hina sebegitunya. Apakah cuman karena sebuah burger hingga dia dengan berani memberikan pernyataan untuk mampu menghidupi Hina dan adiknya, padahal dia masih enam belas tahun, sampai-sampai ia tega untuk mengorbankan seluruh kota?

Sebuah alasan memang tidak terlalu dibutuhkan jika sudah cinta, tapi itu perlu.
Sedikit kurang logis kan. Mau diwajarin juga gimana yah, memang sih hal itu biasa di usianya, masa-masa remaja, masa-masa dimana kenekatan dan pencarian jati diri adalah sesuatu yang dielu-elukan. Jika memang ini alasan Shinkai, bolehlah, sedikit masuk akal.

Dan jika kita mengesampingkan hal ini, dan menganggap Hodaka itu memang pure bucin, kita akan dapati seseorang yang rela melakukan apapun, rela mengorbankan segala sesuatu demi seseorang yang amat ia cintai. Meski ini malah menjadi seperti sebuah klise yang biasa kita temui di anime romansa, tapi ini masih menarik. Bahkan, adegan dimana Hodaka berhasil mengembalikan Hina ke dunia itu cukup untuk membuat mata ini sembab.

Kehadiran seorang onee-san yang membantu protagonis berkembang muncul kembali.

Karakter-karakter pendukungnya juga tak boleh dilupakan, mulai dari adiknya Hina yang mirip Yuzuru dari 'Koe no Katachi' hingga neneknya Taki, semuanya punya peran penting, baik itu untuk cerita keseluruhan atau sebagai pendorong bagi protagonis utamanya untuk berkembang.

Art & Sound

Tokyo yang hancur saja tetap tampak indah dengan segala kedetailannya.

Animasi yang berada di atas rata-rata, jauh di atas rata-rata, disajikan kembali oleh Makoto Shinkai dalam filmnya yang terbaru ini. Desain karakter yang menarik, detail yang kebangetan, latar yang menawan, semi realistik yang memukau, sudah dipastikan akan memanjakan mata siapapun yang menontonnya. Lihat saja di setiap adegan hujannya, tiap tetesannya itu terasa terlalu hidup, berasa lebih dari nyata. Kerja keras para animatornya terbayarkan dengan sangat baik. Tak ada rasanya bagi kami yang kurang, terkecuali latarnya yang selalu gelap (red: mendung), hahaha, wajar, mengingat itu memang bagian dari cerita.

Animasinya cantik. Hinanya juga.

Kolaborasi antara RADWIMPS dan Makoto Shinkai adalah sebuah duet maut dalam dunia peranimean. Apa yang dihasilkan mereka bak sebuah mahakarya, saling melengkapi, saling menyempurnakan, satu membuat cerita yang memukau dengan animasi semi realistisnya yang berasa nyata, satu lagi membuat musik nan indah, selain membuat nyaman ketika mendengarkannya, cerita juga menjadi lebih meresap karenanya. Toko Miura juga menjadi sesuatu yang spesial di sini, gak bosan rasanya untuk terus mendengarkan suaranya berulang-ulang di playlist. Pokoknya semua original soundtrack di anime ini juara, huhuhu.

Kesimpulan

Lagi, siapa yang gak lapar lihat makanannya karya-karaya Makoto.

Sebuah karya indah dihasilkan lagi oleh sang maestro, meski formula yang dipakai dalam kisah romansa tak jauh berbeda dari yang sebelumnya, tetap saja hasilnya ini masih memukau siapapun yang menontonnya. Masih mampu untuk menggerakkan hati penonton dengan kisah dari mereka yang dimabuk cinta. Tetap luar biasa, baik di cerita maupun di animasi dan suara. Nama Makoto dengan CoMix Wave-nya sudah jaminan untuk kita mendapatkan pengalaman melihat animasi indah yang jauh di atas rata-rata, ditambah lagu RADWIMPS, jaminannya bertambah, yang kita dapatkan menjadi sebuah pengalaman menonton suatu mahakarya indah dan luar biasa.

  • Storyline: 7.9
  • Character: 7.6
  • Art: 9.7
  • Sound: 9.9
  • Enjoyment: 9.2
Rata-rata yang berhasilkan dikumpulkan oleh 'Tenki no Ko' dengan begitu adalah sebesar 8.9. Jumlah yang jauh banget dari kata kecil. Direkomendasikan sudah pasti jatuh atasnya, ditinggalkan adalah sebuah kesalahan bagi kalian para pecinta anime.

Tenki no Ko (8.9)
⭐⭐⭐⭐⭐ 



(Bekaa/01062020)

Comments