[Movie Review] The Greatest Showman - Kisah Klise yang Penuh dengan Warna Menyenangkan

Foto: 20th Century Fox
Skor IMDB: 7.8/10
Tomatometer: 55%
Audience Score: 88%
Penayangan: 29 Desember 2017 (Indonesia)
Sutradara: Michael Gracey
Studio: 20th Century Fox
Durasi: 1 Jam 45 Men.
Genre: Biography, Drama, Musical, Romance.
Rating: R(13+) Remaja

Phineas Taylor Barnum (Hugh Jackman) adalah seorang anak yatim piatu dan juga putra seorang penjahit yang tidak memiliki apa-apa dalam hidupnya kecuali tekad beserta imajinasi yang begitu besar. Dirinya akan diingat sebagai orang dengan karunia mengagumkan yang dapat mengaburkan batas antara fiksi dan realita di dunia ini.

Setelah dipecat sebagai akuntan, dia yang selalu merasa haus untuk berinovasi memilih menginvestasikan hidupnya untuk membuka sebuah museum lilin yang berisikan berbagai makhluk dan juga benda asing yang belum pernah orang-orang lihat sebelumnya. Tetapi usahanya tersebut harus gagal diawal karena tak satupun ada yang tertarik mengunjungi tempatnya tersebut.


Namun ia tidak menyerah begitu saja. Sadar akan kesalahannya, dengan segera ia menyulap museumnya tersebut dari tempat yang hanya memperlihatkan berbagai benda-benda mati menjadi sebuah tempat pertunjukan sirkus yang luar biasa. Orang-orang terkagum-kagum akan apa yang mereka lihat disana, sesuatu yang aneh, unik dan belum pernah mereka temukan sebelumnya. Tetapi masih saja ada orang yang tidak senang akan kesuksesannya tersebut.

Dan tatkala Barnum mempertaruhkan segala apa yang sudah ia miliki untuk Jenny Lind (Rebecca Ferguson), seorang penyanyi opera tersohor agar dapat menarik perhatian para masyarakat golongan atas, ia mulai lupa akan sebuah aspek penting yang selalu mendukungnya selama ini, keluarganya. Dan di saat dirinya mulai sadar, ternyata sudah terlambat. Sirkus yang sudah membesarkan namanya selama ini telah hangus, keluarganya pun mulai pecah karena sebuah kabar burung tidak enak mengenai dirinya yang tersebar dimana-mana. Apa yang harus dilakukannya, apalagi yang harus ia pertaruhkan saat ia sudah tidak memiliki apa-apa agar semua kebahagian yang dimilikinya dapat kembali?

Cerita dan Alur

[AWAS SPOILER] - Secara kesuluruhan, sebenarnya cerita dalam film ini terlalu klise dan cukup mudah ditebak. Namun kesampingkan dahulu hal tersebut, mari sedikit kita bahas isi ceritanya. Dimulai dengan mengkisahkan Barnum muda (Ellis Rubin) bisa dibilang adalah sebuah pilihan yang cukup tepat disini, meski kisahnya terbilang kurang namun tetap sedikit berhasil melekat dalam ingatan penonton. Dilanjutkan dengan kisah pembangunan sirkus lalu masa-masa pelik di dalamnya hingga dapat jaya kembali mungkin terdengar klise, tidak sedikit film yang membawakan tema seperti ini. Meski begitu bukan berarti film ini menjadi tidak menarik, 'The Greatest Showman' masih layak untuk diikuti.

Meski singkat, kisahnya cukup mengena
Drama kisah cinta antara Barnum dengan Charity dikisahkan dengan begitu baik, namun yang sedikit mengecewakan adalah tidak ditampakkannya hubungan saat mereka berusia 20an, dari remaja langsung diperlihatkan diri mereka yang tampak 30an ke atas. Tentu hal ini sedikit menjadi sebuah plot hole yang mengganggu untuk memahami isi cerita secara keseluruhan. Selain hubungan Barnum - Charity, hubungan antara Phillip Carlyle (Zac Efron) dan Anne Wheeler (Zendaya)juga tidak diceritakan begitu jelas. Tiba-tiba dikisahkan mereka telah berpasangan dan saling jatuh hati begitu saja tanpa adanya kontak apa-apa selain pandangan pertama.

Cast dan Karakter

Mungkin ini adalah kali kedua bagi admin melihat Hugh Jackman memerankan karakter drama musikal seperti ini setelah di 'Night at the Museum' meskipun hanya sebagai cameo. Dirinya tampak memukau dalam film ini, sangat pas untuk dikatakan sebagai karakter utama dan inti dari cerita yang ada. Tidak pula ketinggalan Zac Efron. Sungguh tak dinyana bahwa dirinya dapat memerankan karakter seperti ini. Namun sedikit kekurangan dalam pemilahan para cast adalah Barnum dan Charity muda, mereka berdua tidak tampak mirip dengan sosok dewasa mereka. Barnum muda tampak terlalu 'putih' untuk dirinya yang dewasa sedangkan Charity muda (Skylar Dunn) memiliki potongan dagu yang tampak begitu jelas dan hilang begitu saja saat besarnya.

'Hugh Jackman' muda
Lanjut kepada Penokohan karakter yang begitu amburadul. Banyaknya karakter yang tidak diceritakan dengan lugas mengenai dirinya menjadi alasan kenapa admin berkata seperti itu. Mengambil contoh untuk hal ini adalah sang tokoh utama sendiri, dia yang diceritakan berpaling saat dalam menggapai ambisinya dan langsung memutuskan untuk pulang ke keluarganya terasa begitu tiba-tiba. Tidak ada penjelasan yang lebih dapat diterima menganai  hal tersebut. Karakter Jenny Lind-pun yang harusnya memiliki pengaruh besar dalam keseluruhan cerita tidak memiliki latar belakang yang begitu kuat sehingga kehadirannya dirinya entah mengapa terasa begitu aneh dan tidak dapat diterima.

Sinematografi

Tidak banyak yang bisa kami komentarkan disini, tidak ada yang begitu wah. Bahkan adegan sirkusnya yang cukup menonjol, belum terasa 'wah' di mata kami.

Visual Effect

Ini mungkin poin yang paling hancur dalam film ini. CGI-nya yang terlihat masih begitu kasar dalam menggambarkan karakter-karakter yang memiliki poin besar dalam cerita. Seabagai contoh adalah karakter Tom Thumb (Sam Humphrey), meski memang aktor aslinya memeiliki tubuh seperti namun dialam hasil akhirnya pergerakannya menjadi begitu kasar, kesan kaku malah tampak jelas dan sedikit menyakitkan mata. Belum lagi jika ditambah dengan hewan-hewan sirkus yang muncul pada beberapa adegan dalam film ini, tentu menambah kekecewaan akan kualitas Visual Effectnya yang setengah-setengah.

Sound Editing

Membawa genre musikal dalam film adalah sebuah tantangan yang cukup besar agar dapat disukai oleh banyak penonton, dan di sini Michael Gracey berhasil melakukan hal tersebut. Penampilan Hugh Jackman, Zendaya serta para pemeran yang lain terlihat begitu memukau. Lagu-lagu yang dibawakan semuanya easy listening. Sedikit berbeda dengan beberapa film musikal yang pernah kami tonton sebelumnya yang terlihat begitu garing, disini hal tersebut tidak ada, bisa dikatakan semuanya cukup menarik untuk dilihat dan didengarkan. Tentu saja, siapa yang tak suka mendengarkan 'This is Me"?


Kesimpulan


Langsung ke penilaian, inilah pendapat kami mengenai 'The Greatest Showman': Cerita dan alur (7.2), cast dan karakter (7.9), sinematografi (7.1), visual effect (6.2) dan sound editing (8.8). Dengan begitu rata-rata untuk yang didapatkannya adalah sebesar 7.4. Meski nilai yang kami berikan terbilang cukup, namun kami tetap merekomendasikan 'The Greatest Showman' terutama untuk kalian yang menyukai film-film musikal.

The Greatest Showman (7.4) 
⭐⭐⭐

(Bekaa/150418) 

Comments