[Anime Review] Hotaru no Haka - Anime Legenda yang Terlalu Menjual Rasa Kasihan


Gambar: Studio Ghibli

Judul Alternatif: Grave of the Fireflies (Makam Kunang-kunang)
Skor IMDb: 8,5/10
Skor MAL: 8.55 (#84)
Anifanscore: 83% (244/295) - Menarik
Penayangan: 16 April 1988 (Jpn.)
Sutradara: Isao Takahata 
Studio: Studio Ghibli
Jenis: Movie
Adaptasi: Novel
Durasi: 1 jam 28 men.
Genre: Drama, Historical.
Rating: R(13+) Remaja


Ketika Perang Dunia II mencapai puncaknya di tahun 1945, Jepang harus menghadapi berbagai kekacauan dan kehancuran yang disebabkan oleh pemboman pasukan Amerika yang semakin meluas, menghancurkan kota demi kota. Dan inilah yang menjadi latar dari Hotaru no Haka, sebuah kisah kehidupan Seita (Tatsumi Tsutomu) bersama adiknya Setsuko (Shiraishi Ayano) yang telah dirusak oleh peperangan yang brutal. Ayah, ibu, rumah serta masa depan mereka telah hilang direnggut secara tragis olehnya.


Hidup sebagai yatim piatu dan tunawisma, Seita dan Setsuko tidak punya pilihan selain harus menggelandang, hidup ala kadarnya meski penyakit dan rasa lapar tak kunjung hilang. Menghadapi kerasnya dunia juga membuat mereka sadar bahwa keadaan putus asa  dapat mengubah orang yang paling baik sekalipun menjadi kejam. Namun cahaya harapan tetap bersinar terang, mencegah kedua saudara ini untuk tidak mudah menyerah pada nasib dan kesulitan yang datang tiada hentinya.

Storyline

[AWAS SPOILER] - Rilis 30 tahun lalu, 'Hotaru no Haka' masih worth it meski ditonton saat ini. Ceritanya sendiri mengandung kehangatan keluarga yang amat sangat kuat, rasa empati dan kepedulian kita serasa diuji ketika menontonnya. Sulitnya kehidupan pada masa-masa perang digambarkan dengan sangat baik, kita jadi sedikit tahu betapa berbahanya tinggal di tengah-tengah area peperangan. Ditambah lagi dengan kehilangan orang yang dicintai lalu ditolak oleh keluarga sendiri serta kenyataan dunia yang begitu pahit, sakitnya bagaikan ditusuk berkali-kali. 

Kehilangan orang tersayang itu sesuatu banget

Namun, meski memiliki cukup banyak kelebihan, tidak dapat dipungkiri jika cerita film anime ini masih terkesan sedikit kaku. Bahkan ceritanya ini juga bisa dibilang payah meski memang mengandung inti yang lumayan dalam. 'Hotaru no Haka' terlalu berkesan sebagai film yang hanya menjual kesengsaraan tanpa adanya motivasi untuk bangkit. Kita hanya disuguhi kisah bagaimana kedua saudara ini mulai sengsara dari hari ke hari, dan ini juga membuat alurnya tampak datar tanpa adanya klimaks serta penyelesaian masalah yang berarti.

Character

Kenaifan sang kakak membuat kami kurang menikmati anime ini
Film anime ini sebenarnya sudah memiliki penokohan yang cukup bagus karena mampu membantu meningkatkan ceritanya yang menghangatkan hati ini. Hubungan timbal balik antar dua saudara ini terjalin begitu baik, mulai dari perjuangan sang kakak untuk selalu menjaga senyuman di wajah adiknya hingga  sang adik yang juga selalu ingin kakak-nya baik-baik saja. Namun ada hal yang paling disayangkan di sini, dan itu adalah sifat naif sang kakak, dia digambarkan sebagai seseorang yang terlalu pasrah akan keadaan, terlalu bodoh untuk membaca keadaan di umurnya yang mulai beranjak dewasa serta semangat juang yang masih setengah-setengah. Ia terlalu mengandalkan apa yang ada di hadapannya saja tanpa mempedulikan hal lain, tanpa melakukan sesuatu yang sekiranya akan memberikan hasil yang lebih baik.

Art

Suasana perang yang tergambar dengan baik
Mengingat ini adalah salah satu dari sekian banyak karya Studio Ghibli, maka secara art serta desain karakter begitu-begitu saja, tetap khas dengan sentuhan sederhana namun cukup memukau. Apalagi jika dihitung ini adalah anime yang telah berusia 3 dekade, tentu 'Hotaru no Haka' ini adalah yang terbaik di zamannya karena masih relatable dengan gaya-gaya animasi yang ada saat ini. Ini juga karena kita tahu, art mereka itu tidak lekang oleh zaman, selalu cocok dan pas ditonton kapanpun itu.

Sound

Kami sempat mengatakan bahwa anime ini memiliki jalan cerita yang agak kaku, hal ini juga sedikit terpancar pada background music-nya. Terlalu minim dan sedikit sekali, padahal bgm ini lumayan penting untuk mendorong perasaan penonton agar lebih masuk ke dalam ceritanya, namun  pada film anime ini tidak ada yang begitu, bahkan pada momen yang paling penting sekalipun. Namun untuk sound effect dan voice acting patut diacungi jempol. Sfx-nya begitu memukau dan terdengar natural, entah itu bunyi jangkrik dan kodok pada malam hari yang sunyi atau bahkan pada saat penggambaran suasana perang di kala pesawat-pesawat musuh menjatuhkan bom-bom mereka. Untuk voice acting tadi, para seiyuu-nya menyuarakan dengan amat baik hingga lumayan masuk ke dalam karakter-karakter yang ada, tidak ada yang terdengar dipaksakan bahkan pada suara tawa dari sang adik Setsuko itu sekalipun.

Kesimpulan

Sebagai salah satu anime terbaik yang pernah dimiliki oleh Studio Ghibli dan juga karya terbesar dari sang sutradara legenda Isao Takahata, sudah menjadi alasan yang cukup bagi kalian untuk tidak melewatkan film anime 'Hotaru no Haka' ini. Juga secara keseluruhan cerita yang dimilikinya-pun menarik serta menyentuh, meski kami sebenarnya kurang menikmati karena terlalu kesal dengan kenaifan sang kakak.

Untuk penilaian, berikut penilaian kami untuk 'Hotaru no Haka': storyline (8.1) harusnya lebih namun karena terlalu menjual kesengsaraan kami menguranginya; character (7.9) sama seperti cerita, kenaifan sang kakak membuat penokohannya kurang sempurna; art (8.8) terbaik di zamannya; sound (8.5) karena kekurangan di bgm dihajar habis oleh sfx dan va-nya; enjoyment (7.7) untuk kecocokannya meski di tonton 30 tahun kemudian. Dengan begitu nilai rata-rata yang didapatkannya adalah sebesar 8.2. Nilai yang cukup besar untuk memasukkannya ke dalam anime yang kami rekomendasikan kepada kalian untuk menontonnya, terutama bagi kalian yang ingin banget killing the time dengan sesuatu yang cukup berguna.

Hotaru no Haka (8.2)
⭐⭐⭐⭐



(Bekaa/231218)

Comments