[Anime Review] Uchiage Hanabi - Jika Bukan Karena Kualitas Animasi dan Soundtrack, Anime Ini Kurang Layak Tonton

Foto: GKIDS/ SHAFT
Judul Lengkap: Uchiage Hanabi, Shita kara Miru ka? Yoko kara Miru ka?
Judul Alternatif: Fireworks, Should We See It from the Side or The Bottom? (Kembang Api, Harusnya Kita Lihat dari Samping atau dari Bawah?)
Skor IMDb: 5,6/10
Skor MAL: 6.67 (#4908)
Penyangan: 1 November 2017 (Indo)
Sutradara: Takeuchi Nobuyuki & Akiyuki Shimbo
Studio: SHAFT
Jenis: Movie
Adaptasi: Other (TV Movie)
Durasi: 1 Jam 30 Men.
Genre: Drama, Family, Fantasy, Romance, Sci-fi, Supernatural, Seinen.
Rating: R(13+) Remaja

Musim panas kali ini, Shimada Norimichi (Suda Massaki) dan teman-temannya bertaruh apakah kembang api itu terlihat bulat atau datar jika dilihat dari samping. Mereka yang penasaranpun menyusun rencana untuk membuktikan teori mereka masing-masing pada kembang api di Festival Moshimo nanti. Namun, ketika sudah ingin berkumpul bersama teman-temannya, Norimichi merasa bimbang tatkala teman sekelasnya yang tak lain adalah orang yang ia sukai, Oikawa Nazuna (Hirose Yuzu) mengajaknya untuk melarikan diri dari rumah bersama dirinya. Ketika banyak hal yang menghalangi jalan mereka untuk melarikan diri, sebuah bola aneh yang Nazuna temukan memberikan mereka kesempatan lain untuk tetap bersama.

Cerita dan Alur

[AWAS SPOILER] - Sebelum perilisannya, mungkin banyak dari kita yang berharap besar dengan film anime ini. Ekspektasi besar yang diperlihatkan pada trailernya dengan kualitas animasi serta soundtrack yang mumpuni harus kandas ketika menonton anime ini. Ceritanya kurang bisa dinikmati, tidak jelas, seolah-olah hampir tak memiliki tujuan. Terlebih untuk ending, selain terlalu menggantung, kenapa konklusinya itu seperti ini? Kayak tidak ada hal lain yang dapat dijadikan akhir yang baik untuk ceritanya. Akhir-nya ini juga membuat kisah perjuangan sang tokoh utama menjadi sia-sia, benar-benar gak bisa dinikmatin pake banget. Kami juga tak dapat berkata apa-apa lagi saking hancurnya cerita anime ini.

Bola aneh yang kejelasannya masih terasa kurang
Tambah sedikit lagi, untuk tema time travel yang diangkat juga kurang dijelaskan lebih lanjut. Selain itu bola adalah bola yang sama yang pernah digunakan oleh ayah Nazuna, tidak dijelaskan lagi dari mana kemampuannya. Cara bola itu bekerja juga terasa masih agak kurang dijelaskan dengan baik.

Penokohan Karakter

Konflik rumah tangga yang klise dan eksekusinya juga kurang baik
Sama hal-nya dengan cerita tadi, selain terlalu klise, latar belakang karakter-karakternya kurang di dalami. Mereka seperti tidak memiliki motif yang jelas dalam melakukan tindakan mereka. Kesan terburu-buru serta terlalu memaksakan pada cerita malah didapatkan karena hal tersebut. Padahal jika disajikan dengan lebih baik lagi, mungkin bisa menutupi kekurangan pada ceritanya.

Desain Karakter

Kepala sengklek ala SHAFT, terlihat jelas pewarnaannya yang baik bukan?
Selain dua hal yang cukup mengecewakan di atas, sakit kami sebagai penonton sedikit terobati dengan desain karakter yang bisa dibilang menarik. Karakter fisik anak SMP juga tergambar jelas pada dua tokoh utamanya, dimana sang karakter wanita yang memiliki perawakan lebih besar dibanding karakter pria-nya. Ini sangat sesuai dengan kenyataan yang ada. Cara mereka memberikan pewarnaan pada karakternya juga patut diberikan pujian, apalagi pada adegan yang benar-benar mengekspos bagian tersebut. Namun yang agak disayangkan adalah karakter-karakternya ini yang terasa begitu kaku, ekspresi mereka kurang, hingga menjadikan dubbing-nya terasa tidak pas. Terlebih, pada beberapa adegan desain karakter kualitas-nya sedikit berubah-rubah dan agak mengganggu pastinya.

Kualitas Animasi

Salah satu adegan yang cukup membuat 'eyegasm' dalam anime ini
Salah satu penyelamat lagi dari buruknya cerita adalah kualitas animasinya. Meski ada beberapa bagian yang menggunakan 3DCG dan terkesan kaku, namun secara keseluruhan ini indah. Tetap dengan ciri khas studio SHAFT yang memiliki latar sepi (red: gak ada orang) serta kontras dan kecerahan yang begitu tinggi dan mengganggu namun tetap aja bagus. Detailnya begitu baik, seperti pada penggambaran kembang api-nya, benar-benar memanjakan mata banget.

Sound

Soundtrack film ini

Nah, jika kualitas animasinya penyelamat, bisa dikatakan soundtrack dari film anime ini adalah pengobat dari rasa kesal tadi. Selain insert song yang cukup memberi hiburan di tengah-tengah cerita, ending anime bisa dikatakan cukup fenomenal. Selain enak didengar, lagu ini berhasil memberikan kesan yang cukup dalam kepada penonton tentang anime ini. Bukan hanya pada soundtrack, sound editing-nya bisa dibilang cukup baik, detail-detailnya berhasil memberikan kesan hidup pada film 'Uchiage Hanabi' ini.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, sulit mengatakan anime ini baik, buruk malah. Cerita yang sulit dipahami serta ending yang gak jelaslah menjadi masalah utamanya. Sebagaimana pada penilaian kami berikut ini: Cerita dan alur (5.6), penokohan karakter (5.4), desain karakter (7.2), kualitas animasi (8.5) dan sound (8.6). Dengan begitu nilai yang didapatkan 'Uchiage Hanabi' adalah sebesar 7.0. Cukup besar memang, bahkan dengan nilai seperti ini seharusnya kami merekomendasikan anime ini untuk ditonton. Namun karena faktor terbesar ada pada cerita yang bisa dikatakan buruk, maka dari itu kami sarankan bagi kalian lebih baik mencari anime yang lain saja, kalau masih penasaran, yah silahkan tonton, atau mungkin cukup dengar soundtrack-nya saja biar mengobati rasa keingin tahuan kalian itu.

Uchiage Hanabi, Shita kara Miru ka? Yoko kara Miru ka? (7.0)
⭐⭐

(Bekaa/030618)

Comments