[Movie Review] Blade Runner 2049 - Dunia Cyberpunk dengan Cerita Menggantung

Foto: Warner Bros. Pictures
Skor IMDB: 8.3/10
Tomatometer: 87%
Audience Score: 81%
Penayangan: 6 Oktober 2017 (Indonesia)
Sutradara: Denis Villeneuve
Studio: Warner Bros. Pictures
Durasi: 2j 44men.
Prequel: Blade Runner (1982)
Genre: Action, Adventure, Sci-Fi, Drama, Mystery


Menceritakan tentang 'seorang' Blade Runner muda "K" (Ryan Gosling), yang mana ia merupakan Repilicant atau manusia bioteknologi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar yang tidak manusia ingin lakukan sehingga menjadikan mereka bagaikan seorang budak kerja yang ideal. Pada tahun 2049 sendiri ada dua golongan Replicant, model lama dan baru, setelah serangkaian pemberontakan yang dilakukan oleh Replicant model lama membuat produksi mereka diberhentikan dan Perusahaan Tyrell selaku produsen merekapun menjadi bangkrut. Namun pada masa keruntuhan ekosistem di pertengahan tahun 2020 membangkitkan indutriawan Niander Wallace (Jared Leto) untuk menciptakan kembali para Replicant baru yang lebih patuh dari model sebelumnya.

Dari sinilah petualangan "K" dimulai, sebagai seorang Blade Runner, ia memburu para Replicant model lama - NEXUS 8 yang memiliki masa hidup tertentu untuk segere 'dipensiunkan'. Hingga akhirnya dalam perburuannya ini ia menemukan suatu keganjilan dan menuntunnys untuk bertemu salah seorang Replicant lama, Rick Deckard (Harrison Ford) yang telah hilang selama lebih dari 30 tahun. Dan pertemuan mereka inilah yang akhirnya menuntunnya pula menuju kebenaran akan sebuah keajaiban bagi para Replicant.

Kelebihan:

Dengan genre Sci-Fi yang dibawanya, Blade Runner 2049 berhasil membawa nuansa Cyberpunk kepada para penggermanya. Mulai dari kendaraan-kendaraan yang digunakan sang tokoh utama, keadaan masyarakat serta ekosistem alam dan lingkungan kotanya cukup untuk mencerminkan suasana Cyberpunk yang sesungguhnya. Selain itu, para penonton juga akan diberikan adegan-adegan yang cukup memanjakan mata karena unsur estetika yang ditampilkan pada latar film ini sangatlah bagus hingga membuat betah untuk terus memandangi dan menontonnya. Terlebih daripada itu, meski terpaut 35 tahun dengan prequel-nya, Blade Runner 2049 benar-benar berhasil menyatukan cerita dari yang sudah ada sebelumnya dan patutlah kiranya film ini masuk ke dalam jajaran film-film terbaik tahun 2017.

Kekurangan:

Meski memiliki berbagai unsur yang mengesankan, tetap saja film ini memiliki hal lain yang membuat sedikit kekecewaan. Dan hal itu terpusat pada cerita yang disajikan dalam film ini, alur yang lambat adalah sebagian kecil masalahnya, dengan durasi yang hampir mencapai 3 jam film ini hanya membawa unsur yang kecil dari kesulurahan cerita pada kisah yang ada di film ini sehingga ketika film berakhir akan membuat para penonton bertanya-bertanya apakah film ini sudah berakhir atau belum. Pertanyaan itu dikarenakan cerita pada film ini tidaklah pas jika ditutup hanya dengan apa yang disajikan pada film ini, karena ending yang ada masih terasa menggantung dihati para penonton dan kurang memuaskan untuk keseluruhan cerita.

Kesimpulan:

Dengan segala kekurangan yang dimiliki film ini dalam unsur cerita, bukan berarti film ini tidak layak untuk ditonton. Karena segala hal yang disajikan cukuplah menghibur para penonton di kala kesepian. Dan unsur-unsur estetika dari dunia Cyberpunk-pun siap untuk memanjakan mata para penonton. Meski termasuk sequel dari Blade Runner (1982), Blade Runner 2049 berhasil membawakan sesuatu yang baru tanpa harus meninggalkan yang lama, mulai dari segi cerita hingga pamerannya pun memberikan film ini nilai yang lebih, sayang untuk tidak untuk ditonton. Berikut penilaian admin mengenai Blade Runner 2049 ini. Cerita dan alur: 7.5, penokohan karakter: 8.3, kualitas grafis dan gambar: 8.8 dengan rata-rata 8.2 menjadikannya sangat layak dan sangat direkomendasikan untuk ditonton.

Blade Runner 2049 (8.2)
⭐⭐⭐

(Bekaa/090118)

Comments