[Anime Review] Howl no Ugoku Shiro - Andaikata Penokohan Karakternya Digali Lebih Dalam Lagi, Film Ini Akan Jauh Lebih Baik

Foto: Studio Ghibli
Judul Alternatif: Howl's Moving Castle; Kastil Berjalan Howl.
Skor IMDb: 8.2/10
Skor MAL: 8.73 (#42)
Anifanscore: 79% (177/223) - Menarik
Penayangan: 20 November 2004 (Jepang)
Sutradara: Miyazaki Hayao
Studio: Studio Ghibli
Adaptasi: Novel
Jenis: Movie
Durasi: 1 Jam 57 Men.
Genre: Adventure, Drama, Fantasy, Romance.
Rating: SU(2+) Semua Umur

Di dekat sebuah kota kecil yang mana penduduk cukup disibukkan oleh perang yang sedang melanda negara mereka terdapat sebuah kastil yang cukup unik. Dengan arsitektur yang begitu campur aduk, suara berisik yang berasal dari cerobong asap yang selalu mengepul serta dapat bergerak dengan sendirinya, kastil tersebut merupakan tempat tinggal dari seorang penyihir tampan nan rupawan, Howl (Kimura Takuya) yang sangat terkenal akan kehebatan magisnya. Oleh karena itu banyak wanita yang mudah tergila-gila olehnya meski tersebar rumor yang mengatakan bahwa ia sangat suka mengambil jantung para wanita yang cantik.


Rumor tersebut juga diketahui oleh Sophie Hatter (Baisho Chieko), seorang putri polos pembuat topi. Dia merupakan gadis yang tidak terlalu banyak berharap akan masa depannya, ia sudah merasa cukup dengan bekerja keras di toko topi warisan ayahnya tersebut. Namun kehidupan sederhana Sophie menjadi menarik tatkala ia bertemu dengan Howl di kota, yang menyelamatkannya dari tentara-tentara hidung belang yang mencoba untuk menggodanya meski pada saat itu juga Howl sedang dikejar-kejar oleh makhluk menjijikan utusan para penyihir buangan.

Sayangnya, pertemuan yang sekejap ini menjadi awal mula masalah yang akan dihadapi oleh Sophie, Penyihir Buangan yang mengetahui tentang pertemuan mereka mendatangi Sophie dan mengutuknya menjadi wanita tua, hal ini disebabkan perselisihan di masa lalu antara Penyihir Buangan dengan Howl. Dalam usaha yang dilakukan oleh Sophie agar dapat menjadi normal kembali ia melalui perjalanan yang amat mendebarkan, mulai dari menjadi pembersih di Kastil Berjalan milik sang penyihir Howl ia bertemu dengan banyak sahabat-sahabat yang unik dan eksentrik - seperti Iblis Api yang berlagak kuat, Calcifer (Gashuin Tatsuya), seorang anak kecil yang selalu ceria Markl (Kamiki Ryunosuke) dan orang-orangan sawah yang ia namai Kepala Lobak (Oizumi Yo)- hingga akhirnya ia harus berhadapan dengan bahaya yang ada di hadapannya di saat perang berkecamuk menghancurkan kota kelahirannya.

Kelebihan

Kesederhanaan dalam membawakan cerita adalah salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Studi Ghibli, terutama Miyazaki Hayao. Drama petualangan yang dilalui Sophie agar dapat kembali normal cukup menyentuh hati para penonton, ditambah bumbu hubungan antara dirinya dengan Howl yang mana dalam perjalana cerita ini kedua orang tersebut berhasil menemukan jati diri masing-masing yang telah mereka cari selama ini.

Hubungan antar karakter yang terjalin begitu kuat, tidak hanya pada karakter utama, namun karakter-karakter minorpun memiliki kesan tersendiri di hati para penonton. Seperti ketika Markl menangis saat tahu bahwa Sophie akan meninggalkannya karena selama ini, meski sebentar ia sudah menganggap dirinya seperti keluarga yang sesungguhnya. Begitu pula Kepala Lobak, meski di awal cerita ia memang terkesan tidak terlalu dibutuhkan, namun di akhir kita akan mendapatkan kejutan tersendiri ketika mengetahui rahasia dibalik dirinya tersebut.

Sederhana, namun sangat berkualitas, inilah kelebihan Studio Ghibli. Desain karakternya yang begitu sederhana dan memang terinspirasi dari animasi-animasi buatan Disney, namun ciri khas yang hanya dimilikinya tetaplah ada, sebuah keunggulan yang jarang dimiliki oleh studio-studio anime lain. Selaini itu penggambaran latar yang begitu detail membuat mata ini betah menonton film ini. Kastil Bergerak milik Howl digambar dengan serinci dan sehalus mungkin, taman bunga yang indah, tata kota yang menakjubkan seolah-olah menyedot kita untuk berada di dalamnya.

Dan terakhir pengaturan suara serta musik latar menambah daftar kelebihan lain yang dimiliki film animasi ini. Suara piring yang ditata, percikan api ketika memasak serta musik yang selalu digunakan pada saat yang tepat hingga apa yang digambarkan di dalamnya semakin masuk ke dalam hati para penonton.

Kekurangan

Plot Hole, inilah yang menjadi nilai minus bagi film animasi yang sangat berkualitas ini. Memang kita disuguhkan dengan cerita antar karakter yang begitu dalam namun ada sedikit yang terlewatkan padanya yakni latar belakang karakter tersebut. Penyihir buangan yang sangat membenci Howl, siapa sebenarnya dan bagaimana Markl dapat bertemu dengan Howl lalu bekerja padanya tidak ditampilkan dalam film ini, mungkin karena memang tidak dibutuhkan atau karena masalah durasi, namun tetap saja, plot hole ini cukup merusak isi cerita yang ada. [AWAS SPOILER] Dan lagi ketika kutukan milik Kepala Lobak yang tiba-tiba dapat hilang begitu saja berkat ciuman Sophie masih menjadi misteri, karena kutukan yang dimilikinya dapat hilang dengan ciuman orang yang ia cintai, sedangkan ia bertemu dengan Sophie ketika dia sudah menjadi tua, apa benar dia jatuh cinta kepada si Sophie Tua, entahlah.

Kesimpulan

Terlepas dari segala plot hole tadi, Howl's Moving Castle tetaplah sebuah mahakarya dari studio legendaris ini. Tak dapat dipungkiri jika ia bisa mendapatkan penilaian yang cukup tinggi dari berbagai pengamat film serta situs website yang membahas hal ini. Dan begitu pula dari kami, berikut penilaian admin mengenai film ini: Cerita dan alur (9.1), penokohan karakter (8.5), desain karakter (9.0), kualitas animasi (9.6) dan sound (9.3). Dengan begitu rata-rata yang dimilikinya adalah sebesar 9.1, sehingga sangat dirasa sayang jika kalian belum menonton film anime, segeralah masukkan kedalam movie list kalian selagi ada kesempatan.


Howl no Ugoku Shiro (9.1) 

⭐⭐⭐⭐



(Bekaa/150218) 

Comments

  1. Sudah nonton~~
    Filmnya memang bagus banget, ada banyak pesan kehidupan yang tersurat maupun tersirat, antara lain yaitu keberanian dan keteguhan hati Sophie, anggapan Howl tentang kapal perang yang merupakan mesin pembunuh, serata anggapan bahwa pihak mana pun yang berperang sebenarnya sama saja, sama-sama membunuh.
    Di akhir cerita juga tampak hubungan hangat para penghuni kastil yang bahagia.
    Sihir yang terdapat dalam cerita juga terasa lebih cocok daripada sihir di anime-anime biasanya.
    Kalau untuk plot hole itu, menurutku sih ga masalah ya, mengenai si penyihir buangan itu sepertinya dulu dia ada hubungan dengan Howl, tapi ditinggal oleh Howl karena tahu wujud aslinya. Kalau Markl itu kan seperti murid sekaligus asisten Howl, dan sudah biasa kalau penyihir punya asisten, bisa diambil dari mana aja, mungkin Markl anak yatim piatu yang suka sihir 😁. Dan untuk kepala lobak, dia sepertinya memang mencintai Sophie tua, karena cinta tak memandang umur kan?! 😊
    Yep, itu aja commentku
    Terima kasih untuk reviewnya 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren nih pendapatnya, makasih juga untuk komentar dan masukannya...

      Delete

Post a Comment